Tanaman Obat. Negara Indonesia telah dikenal
sebagai negara yang kaya akan sumber bahan obat alam di dunia (Wijayakusuma,
1993:67). Akhir-akhir ini, penggunaan obat tradisional atau yang dikenal
sebagai obat herbal mengalami peningkatan (Supriyadi, 2001: 16) bahkan
Pemerintah selaku aparatur Negara juga telah mendukung pengembangan pengobatan
tradisional, terutama untuk mengantisipasi harga obat yang mahal (Dalimartha,
1999:8).
Namun keberadaan tanaman obat sebagai bahan baku jamu sering dikatakan sebagai pengobatan kuno. Banyak pandangan miring yang mengatakan bahwa pengobatan kuno tidak lagi mujarab jika di konsumsi di jaman serba modern.
Tanaman obat berdasarkan hasil riset, dinyatakan bahwa telah dikonsumsi di beberapa negara sejak zaman dahulu. Di Negara Mesir contohnya, pada tahun 2.500 sebelum Masehi telah membudidayakan tanaman obat keluarga sebagai bahan obat untuk penyembuhan berbagai penyakit. Bangsa Yunani kuno juga telah membudidayakan tanaman obat keluarga (Hyppocrates) sebagai bahan pembuat jamu tradisional sejak jaman tahun 466 sebelum Masehi.
Di Negara Cina, sejak dukun Wu dapat menyembuhkan penyakit kerapuhan tulang sekitar 3.000 tahun yang lalu. Pengobatan melalui tanaman herbal marak dipergunakan. Di Inggris dokumentasi tentang tanaman yang berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit juga telah di bukukan oleh Nicholas Culpepper pada tahun 1649 berjudul The Complete Herbal and English Physician, Enlarged.
Manfaat tanaman
obat di Indonesia pemanfaatannya juga telah dibudidayakan sejak ribuan tahun
yang lalu, namun pembukuan tanaman yang dapat digunakan obat baru ada pada
pertengahan abad ke XVII melalui Jacobus Rontius dengan bukunya De Indiae
Untriusquere Naturali et Medica. Disebutkan oleh Pusat Penelitian Bioteknologi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ada 9.606 Spesies tanaman obat di
Indonesia. Namun dari jumlah tersebut, disampaikan oleh Kepala Balai Tanaman Obat
dan Obat Tradisional, "saat ini beberapa tanaman terancam punah sehingga
harus dilindungi".
Namun keberadaan tanaman obat sebagai bahan baku jamu sering dikatakan sebagai pengobatan kuno. Banyak pandangan miring yang mengatakan bahwa pengobatan kuno tidak lagi mujarab jika di konsumsi di jaman serba modern.
Tanaman obat berdasarkan hasil riset, dinyatakan bahwa telah dikonsumsi di beberapa negara sejak zaman dahulu. Di Negara Mesir contohnya, pada tahun 2.500 sebelum Masehi telah membudidayakan tanaman obat keluarga sebagai bahan obat untuk penyembuhan berbagai penyakit. Bangsa Yunani kuno juga telah membudidayakan tanaman obat keluarga (Hyppocrates) sebagai bahan pembuat jamu tradisional sejak jaman tahun 466 sebelum Masehi.
Di Negara Cina, sejak dukun Wu dapat menyembuhkan penyakit kerapuhan tulang sekitar 3.000 tahun yang lalu. Pengobatan melalui tanaman herbal marak dipergunakan. Di Inggris dokumentasi tentang tanaman yang berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit juga telah di bukukan oleh Nicholas Culpepper pada tahun 1649 berjudul The Complete Herbal and English Physician, Enlarged.
Dukungan
penting terhadap pengembangan tanaman obat herbal juga menjadi kebijakan
tersendiri yang dapat di lihat dalam UU No 23 tahun 1992 pasal 47 tentang pengobatan
tradisional dan dalam Kepmenkes No 1076/SK /VII/2003 tentang penyelenggaraan
pengobatan tradisional yang menggunakan tanaman obat-obatan tradisional. Maka
tidak mengherankan jika program pengembangan tanaman obat keluarga sering
melibatkan kelompok ibu-ibu Dasa Wisma, PKK di tingkat ibu-ibu rumah tangga dan
dikelola oleh masing-masing wilayah RT, RW atau desa.
Definisi Toga (Tanaman Obat Keluarga)
Tanaman Obat |
Tidak diragukan
lagi tumbuhan sangat banyak manfaatnya bagi kehidupan, karena di samping
sebagai sumber makanan juga dapat sebagai obat. Kesembuhan penyakit seseorang
juga tidak hanya dapat obati dengan pengobatan modern, tetapi juga dapat
disembuhkan dengan menggunakan tanaman obat-obat berkasiat (Widyawati,
1999:34).
TOGA adalah
singkatan dari tanaman obat keluarga. Dikatakan sebagai obat keluarga karena
tanaman obat di tanaman di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang
dimanfaatkan khasiatnya untuk memenuhi kebutuhan keluarga akan obat-obatan.
Tukiman, 2004).
Tanaman obat
menurut Kartasapoetra (1992 :3) adalah tanaman tinggal dipetik dan diracik,
kemudian langsung dikonsumsi untuk obat. Sedangkan Siswanto (1997:3)
menyebutkan tumbuhan obat adalah tanaman atau bagian tanaman yang digunakan
sebagai bahan obat tradisional atau bahan jamu.
Pengobatan herbal merupakan manifestasi dari partisipasi aktif masyarakat dalam menyelesaikan problematika kesehatan dan telah diakui peranannya oleh berbagai bangsa dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat (Nurwidodo, 2003 : 24).
Berikut kami paparkan beberapa manfaat budidaya tanaman obat keluarga :
1. Pengobatan diri sendiri yang murah dan aman
2. Menjaga lingkungan bersih dan asri
3. Membantu perekonomian keluarga
4. Meningkatkan keguyuban dalam
bermasyarakat
5. Membantu orang lain mendapatkan kesehatan
6. Udara menjadi segar dan bersih
Jenis tanaman obat
Tanaman Obat Keluarga |
Jenis
tanaman obat yang sering dibudidayakan oleh masyarakat adalah tanaman obat yang
penanaman dan pemeliharaan mudah dilakukan dan tidak membutuhkan tempat-tempat
penanaman yang khusus. Siswanto, (1997:3). Jenis tanaman terdapat di Indonesia
yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat yaitu umbi, akar, batang, daun,
Bunga, biji dan sebagainya. Contoh umbi seperti bawang dayak, daun seperti daun
sirsak, daun kelor dan daun pegagan.
Tanaman Obat Herbal dapat dikatakan aman jika ?
Suatu produk herbal dapat dikatakan aman jiika
telah digunakan secara turun-temurun melewati tiga generasi dan terbukti aman,
atau telah diuji toksisitasnya menggunakan hewan uji meliputi uji toksisitas
akut, subkronis, kronis dan uji mutagenitas, dan terbukti aman untuk digunakan
pada manusia.
Peluang bisnis tanaman obat
Potensi
pengembangan bisnis tanaman obat di Indonesia memiliki prospek yang sangat
cerah. Indonesia memiliki lebih dari 9.609 spesies tanaman yang memiliki
khasiat sebagai obat herbal (Wasito, 2008). Menurut Syukur dan
Hernani (2003), sekitar 26% telah dibudidayakan, dan sisanya 74%
tumbuhan liar di hutan-hutan. Dari yang telah dibudidayakan, lebih dari 940
jenis digunakan sebagai obat tradisional seperti tempuyung.
Peluang
budidaya tanaman herbal, tercermin dari jumlah dana subsidi Pemerintah untuk
kesehatan bagi rakyat miskin yang mencapai 2,1 trilyun rupiah untuk melayani
36,6 juta masyarakat miskin dan subsidi impor bahan baku obat generik dalam
jumlah yang sangat besar, yaitu US $ 116 juta (setara dengan 1.1 triyun
rupiah), sehingga total subsidi tersebut mencapi 3,2 triliyun rupiah (Depkes,
2006). Namun kini penggunaan obat-obat kimia tersebut belum mampu meningkatkan
harapan hidup yang lebih panjang pada saat prevalensi penyakit kronik
meningkat. Selain itu, adanya efek samping dari obat kimia tertentu telah
mendorong masyarakat untuk menggunakan obat-obat herbal.
Budidaya
tanaman obat memiliki potensi sangat besar. Tidak kurang dari 1166 buah
perusahaan obat tradisional, yang terdiri dari 129 industri obat tradisional
(IOT, aset > Rp. 600 juta), dan 1037 industri kecil obat tradisional (IKOT,
aset < Rp. 600 juta), telah berkembang di Indonesia dengan menghasilkan
berbagai jenis ramuan obat dan bahan baku yang beragam.
Peluang
pasar tanaman obat masih cukup luas baik untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri
maupun ekspor. Kebutuhan dalam negeri setiap tahunnya meningkat sebagaimana
tercermin dari pertumbuhan jumlah IOT dan IKOT di Indonesia, belum termasuk
kebutuhan industri rumah tangga dan jamu gendong.
Belum lagi buat kebutuhan perlombaan tanaman obat yang biasanya sering diadakan menjelang kemerdekaan, potensi jual bibit tanaman tentu menjadi kebutuhan masyarakat. Ditambah dengan kesadaran akan pentingnya tanaman obat untuk kesehatan.
Belum lagi buat kebutuhan perlombaan tanaman obat yang biasanya sering diadakan menjelang kemerdekaan, potensi jual bibit tanaman tentu menjadi kebutuhan masyarakat. Ditambah dengan kesadaran akan pentingnya tanaman obat untuk kesehatan.
Budidaya Tanaman Obat
Contoh
peluang yang masih terbuka dan cukup potensial untuk meningkatkan kesejahteraan
serta kesehatan masyarakat adalah pemanfaatan lahan pekarangan untuk budidaya
tanaman obat. Selain dapat meningkatkan nilai tambah dari sisi ekonomi, pola
tersebut juga dapat dilakukan untuk meningkatkan kemandirian masyarakat dalam
pelayanan kesehatan.
Tanaman
obat juga dapat berfungsi sebagai sumber nutrisi (vitamin, mineral, protein,
karbohidrat, lemak). Beberapa jenis Tanaman Obat berkhasiat sebagai anti diare
antara lain adalah daun jambu biji dan kunyit; penurun panas (temu giring, dan
kembang sepatu), mengeluarkan angin (jahe, kencur), anti biotik (kunyit, sirih,
lengkuas, dan jambu biji), peningkatan daya tahan tubuh (buah merah, pegagan,
temulawak, dan meniran), meningkatkan kecerdasan (pegagan, jintan hitam dan
kembang telang), memperbaiki fungsi ginjal (kumis kucing, dan tempuyung),
penurun kadar gula dan lipid darah (paria, labu siam, sambiloto, mahkota dewa,
mengkudu dan salam), dan obat demam berdarah (meniran, daun jambu biji, kunyit,
temu ireng, dan daun pepaya), meningkatkan vitalitas tubuh (purwoceng, cabe
jawa, pasak bumi).
Untuk
memacu pengembangan tanaman obat menuju kemandirian petani dalam pelayanan
kesehatan, jenis-jenis tanaman obat yang akan ditanam disarankan memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
1.
Tanaman sudah terdapat di daerah pemukiman setempat;
2.
Mudah dikembangbiakkan, tidak perlu cara penanganan khusus;
3.
Dapat dipergunakan untuk keperluan lain (fungsi ganda), misalnya untuk sumber
obat, makanan, minuman, bumbu dapur,
kayu bakar, bahan kerajinan tangan dan nutrisi keluarga;
4.
Dapat diolah menjadi simplisia dan produk lain dengan cara yang sederhana.
Peluang
budidaya tanaman herbal, tercermin dari jumlah dana subsidi Pemerintah untuk
kesehatan bagi rakyat miskin yang mencapai 2,1 trilyun rupiah untuk melayani
36,6 juta masyarakat miskin dan subsidi impor bahan baku obat generik dalam
jumlah yang sangat besar, yaitu US $ 116 juta (setara dengan 1.1 triyun
rupiah), sehingga total subsidi tersebut mencapi 3,2 triliyun rupiah (Depkes,
2006). Namun kini penggunaan obat-obat kimia tersebut belum mampu meningkatkan
harapan hidup yang lebih panjang pada saat prevalensi penyakit kronik
meningkat. Selain itu, adanya efek samping dari obat kimia tertentu telah
mendorong masyarakat untuk menggunakan obat-obat herbal.
Budidaya
tanaman obat memiliki potensi sangat besar. Tidak kurang dari 1166 buah
perusahaan obat tradisional, yang terdiri dari 129 industri obat tradisional
(IOT, aset > Rp. 600 juta), dan 1037 industri kecil obat tradisional (IKOT,
aset < Rp. 600 juta), telah berkembang di Indonesia dengan menghasilkan
berbagai jenis ramuan obat dan bahan baku yang beragam.
Peluang
pasar tanaman obat masih cukup luas baik untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri
maupun ekspor. Kebutuhan dalam negeri setiap tahunnya meningkat sebagaimana
tercermin dari pertumbuhan jumlah IOT dan IKOT di Indonesia, belum termasuk
kebutuhan industri rumah tangga dan jamu gendong.
Budidaya
tanaman obat sebagai pengobatan tradisional sudah tidak diragukan lagi
kebermanfaatannya, meski di era serba modern. Menurut WHO, sekitar 25 % obat
modern berasal dari tanaman obat. Untuk menjaga kesehatan keluarga anda,
persiapkan sejak dini dengan tanaman obat, agar suatu saat jika terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan dapat diobati sesegera mungkin mengingat mahalnya biaya
kesehatan sekarang.
Pesan Sekarang Juga
Langsung Pilih
Sendiri
Minimal pembelian 3
bibit
Cara
Pemesanan:
toga.com#
Nama Lengkap# Alamat Lengkap# Nomer HP Aktif# Bibit tanaman obat yang dipesan#
Keterangan lain jika ada. Kirim ke 085 727 812 151
Contoh
toga.com#
Kamtari# Jl. Menangeng Rt. 01 Rw 06 Kel. Kudu Kec. Genuk Kota Semarang 50116 #
2 bibit jinten putih + 2 bibit daun ungu, 1 bibit purwoceng#. Minta Nomer
Rekening BCA. Kirim Ke 085 727 812 151
Daftar Bibit Tanaman Obat
No.
|
Nama
|
Harga
|
Manfaat
|
1.
|
Anting-anting
|
Rp.
15.000
|
Mengatasi
Kencing Nanah (Hematuria)
|
2.
|
Akar
Wangi
|
Rp.
36.000
|
Mengobati
bau mulut dan menurunkan demam
|
3.
|
Bidara
Arab
|
Rp.
75.000
|
Penangkal
Gangguan Sihir
|
4.
|
Brotowali
|
Rp.
32.000
|
Mengobati
Kencing Manis, Merangsang Nafsu Makan & Demam Kuning
|
5.
|
Binahong
|
Rp.
28.000
|
Menyembuhkan
Penyakit Asam Urat, Jerawat Kronis & Kolesterol
|
6.
|
Rp.
20.000
|
Menyembuhkan
Penyakit Stroke, Epilepsi & Kanker Rahim.
|
|
7.
|
Cakar
Ayam
|
Rp.
32.000
|
Memelihara
Sendi dan Mengurangi Resiko Tulang Rapuh
|
8.
|
Cocor
Bebek
|
Rp.
10.000
|
Menyembuhkan
bekas jerawat
|
9.
|
Camcao
Batang
|
Rp.
34.000
|
Menyembuhkan
Leukimia, Sel Kanker & Disentri
|
10.
|
Ciplukan
|
Rp.
15.000
|
Menghilangkan
kuning pada bayi yang baru lahir
|
11.
|
Cabe jawa
|
Rp.
30.000
|
Mengobati
Sariawan
|
12.
|
Daun mint
|
Rp.
25.000
|
Mengurangi
Resiko Alergi
|
13.
|
Dandang
Gendhis
|
Rp.
37.000
|
Menurunkan
Kadar Gula Darah
|
14.
|
Dlingo
|
Rp.
43.000
|
Obat
penenang, obat lambung dan obat limpa
|
15.
|
Daun
Afrika
|
Rp.
28.000
|
Menurunkan
kolesterol
|
16.
|
Daun
Sendok
|
Rp. 25.000
|
Mengobati
batu ginjal
|
17.
|
Daun
Ungu
|
Rp.
21.500
|
Mengobati
Ambein, Reumatik & Bisul
|
18.
|
Daun
Dewa
|
Rp.
25.000
|
Mengobati
Pembekakan Payudara, Pendarahan sehabis melahirkan & Tulang Patah
|
19.
|
Rp.
35.000
|
Menghancurkan
Batu ginjal, kandung kemih dan empedu.
|
|
20.
|
Gendola
|
Rp.
10.000
|
Obat
Cacar Air
|
21.
|
Insulin
|
Rp.
25.000
|
Membantu
Mencegah dan Mengobati Diabetes
|
22.
|
Jinten
Putih
|
Rp.
32.000
|
Mengobati
sakit jantung, sulit tidur & Haid tiak lancar
|
23.
|
Jahe
Gajah
|
Rp. 10.000
|
Sebagai
Penghangat Tubuh
|
24.
|
Jahe
Emprit
|
Rp.
12.000
|
Sebagai
Penghangat Tubuh
|
25.
|
Jahe
Merah
|
Rp.
15.000
|
Sebagai
Penghangat Tubuh
|
26.
|
Kapulaga
|
Rp.
34.000
|
Menghilangkan
bau mulut
|
27.
|
Karet
Kebo
|
Rp.
45.000
|
Mengatasi
Penyakit Stroke
|
28.
|
Rp. 27.000
|
Mengobati
Rabun Ayam, Sakit Mata, Sukar Buang Air Kecil dan Alergi
|
|
29.
|
Kunyit
Putih
|
Rp. 30.000
|
Mengobati
kanker
|
30.
|
Keladi
Tikus
|
Rp.
31.000
|
Menyembuhkan
kanker, Menetralisir racun narkoba & Detoksifikasi
|
31.
|
Kemuning
|
Rp. 35.000
|
Pelangsing
tubuh, Keseleo & Keputihan.
|
32.
|
Ki Tolod
|
Rp. 25.000
|
Mengobati
Katarak, Mata minus & Infeksi Mata.
|
33.
|
Keji
Beling
|
Rp. 15.000
|
Mengobati
Tumor, Maag & Lever (Sakit Kunig)
|
34.
|
Kumis
Kucing
|
Rp. 10.000
|
Mengobati
infeksi ginjal, Infeksi kandung kemih & Kencing Batu.
|
35.
|
Katuk
|
Rp.
28.000
|
melancarkan
ASI bagi ibu yang tengah menyusui
|
36.
|
Lavender
|
Rp.
20.000
|
Ampuh
Atasi Insomnia
|
37.
|
Lidah
Buaya
|
Rp.
17.000
|
Menyuburkan
Rambut
|
38.
|
Lidah
Badak
|
Rp.
24.000
|
Mengobati
penyakit tumor
|
39.
|
Miana
(Daun Iler)
|
Rp.
27.000
|
Baik
untuk Mengatasi Gangguan pada Saat Menstruasi
|
40.
|
Meniran
|
Rp.
17.000
|
Menyembuhkan
Sakit Kuning (lever), Ayan dan Malaria
|
41.
|
Mengkudu
|
Rp.
27.500
|
Mengobati
diabetes
|
42.
|
Mahkota
Dewa
|
Rp.
35.000
|
Mencegah
penyumbatan pembuluh darah
|
43.
|
Otot
Ototan
|
Rp.
27.500
|
Melancarkan
Kencing, Mengobati kencing berdarah
|
44.
|
Patikan
Kebo
|
Rp.
10.000
|
Menyembuhkan
tipes
|
45.
|
Rp.
35.000
|
Menurunkan
gejala depresi, antilepra dan antilupa.
|
|
46.
|
Rp.
35.000
|
Melipatgandakan
Stamina Seksual untuk laki-laki
|
|
47.
|
Pletekan
|
Rp.
26.000
|
Menyembuhkan
Kencing manis dan kencing batu
|
48.
|
Patah
Tulang
|
Rp.
27.000
|
Mengobati
Kapalan, Kutil dan Patah Tulang.
|
49.
|
Rosella
|
Rp.
35.000
|
mengurangi
berat badan
|
50.
|
Rain
Lilly
|
Rp.
20.000
|
Membantu
menyembuhkan dan menghilangkan bekas luka di kulit.
|
51.
|
Sambung
Nyowo
|
Rp.
26.000
|
Mengobati
Patah Tulang, Ginjal & Telat datang bulan
|
52.
|
Sendokan
|
Rp.
25.000
|
Menyembuhkan
infeksi saluran kencing, Radang mata merah & Batuk darah
|
53.
|
Sambiloto
|
Rp.
13.000
|
Membantu
mencegah penyakit jantung
|
54.
|
Sirih
Merah
|
Rp.
35.000
|
Mengobati
Jantung Koroner, Kanker Rahim & TBC
|
55.
|
Sirih
Hijau
|
Rp.
20.000
|
Mengobati
keputihan dan bau mulut
|
56.
|
Sambang
Darah
|
Rp.
30.000
|
Menyembuhkan
disentri, muntah darah, pendaharan haid berlebihan, pendarahan pasca
kelahiran dan keguguran.
|
57.
|
Som Jawa
|
Rp.
31.000
|
Memperbanyak
ASI, mengobati nyeri lambung dan paru-paru lemah.
|
58.
|
Sidaguri
|
Rp.
28.000
|
Menyembuhkan
asam urat
|
59.
|
Rp.
35.000
|
Autis,
Diabetes & Pengontrol Kadar Gula.
|
|
60.
|
Suruhan
|
Rp.
10.000
|
mengobati
vertigo
|
61.
|
Sambung
Nyawa
|
Rp.
27.000
|
Mengobati
tumor dan kanker
|
62.
|
Tapak Dara
|
Rp.
40.000
|
Mengobati
Leukimia
|
63.
|
Rp.
35.000
|
Mengobati
penyakit batu ginjal dan radang payudara
|
|
64.
|
Tikel
Balung
|
Rp.
45.000
|
Mengobati
Kanker
|
65.
|
Tin
|
Rp.
50.000
|
Menstabilakan
Detak Jantung
|
66.
|
Zaitun
|
Rp.
150.000
|
Memerahkan
bibir
|
Daftar Harga Bibit Tanaman Obat Jenis Empon-Empon / Rempah – Rempah /
Temu-Temuan
No.
|
Nama
|
Harga
|
Manfaat
|
1.
|
Adas
|
Rp. 20.000
|
Mengatasi
Anemia
|
2.
|
Adas Manis
|
Rp. 20.000
|
Meningkatkan Fungsi Otak
|
3.
|
Adas sowa
|
Rp. 20.000
|
Melancarkan Asi
|
4.
|
Asam gelugur
|
Rp. 24.000
|
Menurunkan
Berat Badan
|
5.
|
Asam Jawa
|
Rp. 26.000
|
Mengobati
Luka Usus
|
6.
|
Bawang Putih
|
Rp. 22.000
|
Mengobati
infeksi paru-paru.
|
7.
|
Bawang Merah
|
Rp. 22.000
|
Menurunkan
Tekanan Darah
|
8.
|
Bawang Bombai
|
Rp. 26.000
|
Mengobati
Penyakit Cacingan
|
9.
|
Bangle
|
Rp. 27.000
|
Obat
Sakit Kuning
|
10.
|
Bunga Lawang
|
Rp. 34.000
|
Mengatasi
Sembelit
|
11.
|
Cengkeh
|
Rp. 45.000
|
Menjaga
Kesehatan Tulang
|
12.
|
Daun pandan
|
Rp. 25.000
|
Menghilangkan
Ketombe
|
13.
|
Daun Salam
|
Rp. 37.000
|
Meredakan
Batuk
|
14.
|
Jinten Hitam
|
Rp. 40.000
|
Mengobati
Epilepsi
|
15.
|
Kunyit
|
Rp. 18.000
|
Mengobati
Penyakit Asam Lambung
|
16.
|
Kencur
|
Rp. 10.000
|
Mengobati
Batuk
|
17.
|
Kemiri
|
Rp. 27.000
|
Membantu
Mengobati Sakit Gigi
|
18.
|
Kapulaga Jawa
|
Rp. 38.000
|
Mengobati
kejang otot
|
19.
|
Kayu Manis
|
Rp. 35.000
|
Mengontrol
Gula Darah
|
20.
|
Kluwek
|
Rp. 40.000
|
Menghilangkan
kutu pada rambut
|
21.
|
Laos / Lengkuas
|
Rp. 17.000
|
Obat Diare
|
22.
|
Merica
|
Rp. 40.000
|
Melawan
Depresi
|
23.
|
Serai
|
Rp. 23.000
|
Mengobati
Gangguan Pernafasan
|
Penting di Baca:
1.
Harga belum termasuk ongkir.
2.
Pembelian minimal 3 bibit dan di persilahkan untuk milih sendiri.
3.
Transfer dulu baru barang kita kirim
4.
Jika anda sudah mengirim SMS/WA dengan format di atas, maka selanjutnya akan
kami informasikan nomer rekening kami dan total biaya transfer.
5.
Jika dalam jangka waktu 7-10 sejak pengiriman barang dan barang belum sampai
tujuan. Segeralah hubungi kami.
Nomer
Resi kami fotokan langsung di Whatapp Anda
Jika
ada yang ingin disampaikan, silahkan hubungi kami di :
HP : 085727812151
WA : 085727812151
Hormat
Kami
Muhammad
Solihin M. Pd